Desa Harapan Jaya yang merupakan wilayah eks-transmigrasi yang berpenduduk hampir 2004 jiwa dengan total luasan wilayah desa seluas 5.850 Ha. Pada tahun 1980-an terdapat sebuah proram pemerintah untuk pembangunan saluran irigasi pertanian dan transportasi yang menggunakan saluran-saluran dalam bentuk parit di kawasan ini. Kawasan yang notabene merupakan kawasan gambut, apabila dibuka tanpa perhitungan dan rencana yang cukup jelas akan berdampak pada kualitas kawasan gambut kedepannya.

Dan benar saja, pasca dibangun saluran primer dan sekunder yang berjumlah 16 parir serta beberapa bendungan yang berfungsi sebagai irigasi pertanian menyebabkan saluran-saluran yang ada dan bendungan yang dibangun tidak dapat dimanfaatkan sampai saat ini. Setelah saluran-saluran yang tersumbat mengakibatkan hampir sebagian kawasan gambut yang belum termanfaatkan menjadi terbengkalai dikarekana jika terjadi musim hujan lahan akan tergenang air, namun memasuki musim kemarau lahan akan rentan terhadap kebakaran

Melihat kondisi dan gambaran Desa ini, maka sangat dibutuhkan upaya untuk mengetahui tinggi rendahnya wilayah desa melalui Pemetaan Topography (Kontur) sebelum melalukan upaya rehabilitasi kawasan gambut yang fokus terhadap pengelolaan tinggi rendahnya air di kawasan gambut. Setelah sebelumnya masyarakat Desa Harapan Yaya sudah mencoba melakukan Pemetaan Wilayah Administrasi Desa secara partisipatif yang difasilitasi oleh Yayasan Mitra Insani. Dari hasil pemetaan yang dilakukan, saat ini Desa Harapan Jaya telah memiliki Peta Desa yang membantu mereka menemukenali wilayah kerja mereka.

Pemetaan topographi (kontur) merupakan langkah nyata untuk merencanakan pengelolaan tata kelola air (water management) di kawasan gambut. Satu-satunya wilayah desa yang melakukan pemetaan topographi ini adalah Desa harapan Jaya Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir di Propinsi Riau. Dan biasanya pemetaan topography (kontur wilayah) ini dilakukan oleh perusahaan perkebunan atau kehutanan yang berlokasi di kawasan gambut.

Kegiatan pemetaan topographi ini juga merupakan bagian dari inisiatif pengelolaan Kawasan gambut yang berkelanjutan berbasis masyarakat yang dilaksanakan oleh Globel Environment Centre (GEC) dan Yayasan Mitra Insani (YMI) melalui dukungan Uni Eropa sejak tahun 2010 yang lalu dalam sebuah project SEApeat (South East Asia of Peatland Management)

Survey lapangan sudah dilakukan pada awal November 2012 yang difasilitasi oleh Konsultan Topographi yang dibantu sepenuhnya oleh masyarakat desa Harapan Jaya. Pemetaan ini dilakukan dengan metode partisipatif dimana masyarakat bergantian menemani surveyor untuk pengambilan data sampai selesai sesuai dengan jadwal yang di tentukan. Dan sampai Desember 2012, 100% dari seluruh luasan wilayah Desa Harapan Jaya sudah dilakukan survey untuk pemetaan topografi, dan untuk selanjutnya menunggu analisis dan kajian dari hasil pengukuran di lapangan. Rekomendasi dari hasil analisis akan berpengaruh terhadap upaya melakukan rehabilitasi kawasan gambut di desa ini serta perlakukan yang akan digunakan dalam mengelola tata air di kawasan gambut ini.

Kepala Desa Harapan Jaya Rasidi S.Pi, menyatakan bahwa “Awalnya kami tidak menyangka akan bekerja sama dengan YMI, dan kami sangat berterima kasih sekali dengan adanya program tersebut. Semoga program ini akan terus berlanjut dan tidak berhenti sampai di sini saja. Pemetaan Topografi ini sangat memudahkan kami dalam pengelolaan penentuan kawasan di desa, dan yang paling utama adalah untuk water manajemen wilayah Desa Harapan Jaya.

Bagikan Berita